Skema warna bangunan ini terlihat simple dengan penggunaan dua warna yang dominan, yakni hitam dan krem. Tampilan visual yang menarik tercipta melalui permainan bidang dengan penerapan unsur tekstur dan elemen garis. Elemen batu alam dengan tekstur yang kasar dan berwarna hitam menjadi penyeimbang pada fasad yang cukup memanjang yang didominasi unsur warna yang relatif terang.
Permainan unsur repetisi atau elemen desain yang digunakan secara berulang dan konsisten menjadi ciri pada tampilan fasad bangunan ini. Pada bagian depan bangunan, empat buah bidang yang berjejer diberi finishing gelap dan menjadi unsur pembentuk proporsi yang paling penting pada bagian depan ini. Unsur jendela pun ditempatkan dengan konsep berjejer yang tipikal. Jendela tidak disandingkan untuk membentuk bukaan yang lebar-lebar, tetapi ditempatkan sendiri-sendiri untuk menciptakan efek visual yang repetitif atau berulang.
Pada bagian samping bangunan, bidang dengan finishing gelap ditempatkan pada posisi relatif di bagian tengah untuk menciptakan keseimbangan visual. Elemen garis diterapkan dengan konsisten pada bidang-bidang fasad. Selain memunculkan proporsi yang menarik dari bangunan yang memanjang ini, juga menjadi ciri khas visual pada rumah yang berada di lahan seluas 481,75 m2 ini.
Bangunan ini sebetulnya merupakan dua unit hunian yang didesain secara integratif. Masing-masing memiliki area carport dan pintu masuk terpisah. Meskipun berada dalam satu kavling yang digabung, pemisahan entrance utama memberikan perbedaan keduanya, meskipun didesain secara utuh.
Pada bagian dalam bangunan, sebuah innercourt dengan luasan yang cukup besar ditempatkan di bagian belakang bangunan. Adanya tiga area terbuka pada hunian ini menyebabkan ruang-ruang di dalamnya dapat berbatasan langsung dengan ruang luar sehingga view, pencahayaan alami, dan udara segar bisa leluasa terakses dari tiap ruangan.
0 komentar:
Posting Komentar