Pada bangunana tempat tinggal yang berada pada lahan berukuran 20 m X 20 m ini, elemen tradisional diterapkan untuk menghadirkan suasana yang beda. Secara sekilas, rumah ini terdiri dari dua massa, yakni massa pertama dengan atap setengah perisai, sedangkan massa kedua dengan atap joglo yang berkesan tradisional.
Perpaduan antara keduanya juga terlihat pada finishing bidang dinding. Warna putih yang dominan diterapkan pada massa bangunan pertama yang berada pada bagian belakang lahan. Sedangkan pada massa bagian depan, suasana yang natural dihasilkan melalui penggunaan bata ekspos yang dominan.
Pembedaan tersebut terkait pula dengan fungsi ruangan kedua massa tersebut. Pada massa pertama, ruangan lantai satu dan dua merupakan area private dan area servis, yakni ruang tidur dan dapur. Pada massa bagia depan, fungsi lebih dominan sebagai ruang bersama. Pada lantai dua, terdapat ruang serbaguna yang serba terbuka yang sekaligus dimanfaatkan sebagai ruang makan dengan penempatan pantry di salah satu sudutnya.
Pada lantai dua, atap dak beton yang berada di atas carport dimanfaatkan sebagai area taman. Sedangkan diatas foyer dari pintu masuk utama, ruang yang terciota di atasnya dimanfaatkan sebagai kolam. Pada kolam tersebut, terdapat jalur sirkulasi dari ruang serbaguna menuju kamar tidur utama sehingga tercipta sekuen yang menarik menuju kamar tidur tersebut.
Dua massa tersebut memiliki aksesnya tersendiri. Akses massa yang pertama ditempatkan pada ruang carport yang langsung menuju area servis. Sedangkan pada massa kedua, pintu masuk menghadap langsung ke foyer menjadi transisi masuk menuju ruang keluarga. Ruang serbaguna memiliki akses langsung dari arah depan rumah sehingga mudah diakses oleh publik sewaktu-waktu. Akses tersebut berupa tangga yang menghubungkan langsung antara halaman dengan ruang terbuka tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar